Friday, July 29, 2011

Larangan Nyanyian dan Berjoget




Istilah-Istilah Nyanyian Dalam Al-qur’an Dan As-Sunnah
Lahwul Hadits (Perkataan yang mengalihkan perhatian)

Firman Allah swt.

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. =QS. Lukman 31: 6=
Az-Zuur (Kepalsuan) dan Al-Laghwu (Perbuatan yang tidak berguna)

Firman Allah swt.

Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. =QS. Al-Furqan [25] : 72=
Al-Bathil.

Firman Allah swt.

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. =QS. Al-Israa [17] : 81=

Al-Mukaa’ (Siulan) dan At-Tashdiyah ( Tepukan tangan )

Firman Allah swt.

Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. =QS. Al-Anfaal [8] : 35=

Ruqyatuz Zina (Mantra perzinahan)
Manbatun Nifaq (Ladang kemunafikan)
Qur’anusy Syaithan (Kitab Suci setan)
Shautul Ahmaq Dan Shoutul Fajir (Suara tolol dan suara mungkar)
Shautusy Syaithan (Suara Setan)

Firman Allah swt.

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. =QS. Al-Israa 17: 81=

Mazmurusy Syaithon (Seruling setan)

Samud (Kelengahan)

Firman Allah swt.

Sedang kamu melengahkan(nya)? =QS. An-Najm 53: 61=

Hukum Nyanyian

Hukum nyanyian adalah haram berdasarkan dalil:

Firman Allah swt.

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. =QS. Lukman 31: 6=

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. =QS. Al-Israa 17: 64=

Dari Abu Malik Al Asy’ari ra mengatakan :

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيَكُوْنَنَّ مِنْ اُمَّتِيْ اَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَّوَالْحَِريْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَاِزفَ =رواه البخاري والطبراني=

Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya kelak benar-benar akan terjadi; ada suatu kaum dari ummatku mereka akan menghalalkan perzinahan, sutera, khamar dan alat musik”. =HR. Bukhari 5268 dan Thabrani=

Nyanyian Yang Diharamkan.

Nyanyian yang menggerakkan dan membangkitkan orang untuk :

memperturutkan hawa nafsunya.
Bercinta asmara.
Menggerakkan orang yang asalnya diam.
Membangkitkan orang yang asalnya tenang.
Melalaikan kewajibannya.
Dll.
Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya:

وَهُوَ الْغِنَاءُ الْمُعْتَادُ عِنْدَ الْمُشْتَهِرِيْنَ بِهِ، الَّذِيْ يُحَرِّكُ النُّفُوْسَ وَيَبْعَثُهَا عَلَى الْهَوَى وَالْغَزَلَ، وَالْمُجُوْنَ الَّذِيْ يُحَرِِّكُ السَّاكِنَ وَيَبْعَثُ الْكَامِنَ فَهَذَا النَّوْعُ إِذَا كَانَ فِيْ شِعْرٍ يُشَبَّبُ فِيْهِ بِذِكْرِ النِّسَاءِ وَوَصْفِ مَحَاسِنِهِنَّ وِذِكْرِ الْخُمُوْرِ وَالْمُحَرَّمَاتِ لاَ يُخْتَلَفُ فِيْ تَحْرِيْمِهِ، لِاَنَّهُ اللَّهْوَ وَالْغِنَاءَ الْمَذْمُوْمَ بِالْاِتِّفَاقِ

Nyanyian yang dimaksud adalah nyanyian yang biasa dinyanyikan menurut orang-orang yang mempopulerkannya. Yaitu nyanyian yang yang menggerakkan nafsu dan membangkitkannya atas hawa dan cumbu rayu dan kelakar (lawak) yang akan menggerakkan yang diam dan mengeluarkan yang tersembunyi (muncul aib-aib). Jenis ini apabila di dalam sya’ir akan mengobarkannya dengan menyebutkan wanita dan sifat-sifat kecantikannya, menyebutkan khamr dan hal-hal yang diharamkan di mana tidak ada beda pendapat tentang keharamannya. Karena itu adalah sia-sia dan nyanyian adalah tercela dengan kesepakatan. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi Juz 14 hal. 54 Asy-Syamilah)

Bahaya Nyanyian.

Alat Iblis Dalam Menghimpun Segala Macam Kejahatan.
Pendengar Nyanyian Tidak Diizinkan Mendengarkan Para Qori Ahli Surga.
Nyanyian Menumbuhkan Kemunafikan.
Sabda Rasulullah saw.

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ َرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللهُ بِهِمْ الْأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمْ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ =رواه ابن ماجه=

Dari Abu Malik Al Asy’ari ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, “Sungguh akan ada beberapa orang dari ummatku yang minum khomar, mereka namakan dengan nama lain. Kepala mereka dilalaikan dengan bunyi-bunyian musik, nyanyian-nyanyian. Maka Allah tenggelamkan mereka karena itu ke dalam bumi dan Allah akan menjadikan mereka menjadi kera dan babi”. =HR. Ibnu Majah=

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ َرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : سَيَكُوْنُ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ خَسَفٌ وَ قَذَفٌ وَمَسَخٌ ِاذَا َظهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ وَاسْتُحِلَّتِ الْخَمْرُ =رواه الطبراني=

Dari Sahl bin Sa’ad ra. Bahwa Nabi saw bersabda : “ Kelak pada akhir zaman akan terjadi gempa bumi, lemparan batu dan berubah mukanya. Hal ini terjadi apabila misik-musik, biduanita- biduanita telah merajalela dalam kehidupan manusia dan bila khomar telah dihalalkan”. =HR. Thabrani=

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَة َرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: َانَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: يُمْسَخُ قَوْمٌ مِنْ هَذِهِ الاُمَّةِ فِى اَخِرِالزَّمَاِن قِرْدَة ًوَ حَنَاِزيْرَ فَقَالُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ َالَيْسَ َيشْهَدُوْنَ َانْ لاَ ِالَهَ ِالاَّ اللهُ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ َبلىَ وَيَصُوْمُوْنَ وَيُصَلُّوْنَ وَيُحَجُّوْنَ قَالُوْا فَمَا بَالَهُمْ ؟ قَالَ ِاتَّخَذ ُوْا الْمَعَاِزفَ وَالدُّفُوْفَ وَالْقَيْنَاتِ فَبَاتُوْا عَلىَ شُرْبِهِمْ وَلَهْوِهِمْ فَأ َصْبَحُوْا وَقَدْ مَسَخُوْا قِرْدَة ًوَحَنَاِزيْرَ وَلَيَمُرَنَّ الرَّجُلُ ِفيْ حَانُوْتِهِ َيِبيْعُ فَيَرْجِعُ ِالَيْهِ وَقَدْ مَسَخَ قِرْدًا اَوْ خِنْزِيْرًا =رواه ابن ابى الدنيا=

Dari Abu Hurairah ra. bahwa nabi saw bersabda : “Kelak pada akhir zaman akan ada dari ummatku satu kaum yang akan menjadi kera dan babi. Para shahabat ra bertanya : ya Rasulallah, tidakkah mereka bersyahadat bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah? Rasulullah menjawab : Betul, mereka juga shaum, shalat dan berhaji. Mereka bertanya lagi. “ Lalu mengapa keadaan mereka menjadi begitu ? Rasulullah saw menjawab : Mereka mengadakan nyanyi-nyanyian, menabuh gendang disertai penyanyi dan penari, lalu pada malam harinya mereka mengadakan pesta minum-minuman dan perbuatan yang tidak berguna. Maka pada pagi harinya mereka berubah menjadi kera dan babi. Dan sungguh akan ada seorang yang pergi belanja atas suruhan temannya, setelah ia kembali kepadanya, lalu ia berubah menjadi kera dan babi. =HR. Ibnu Abid Dunya=

Larangan Menjual dan Membeli Penyanyi.

Dari Abu Umamah ra, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبِيعُوا الْمُغَنِّيَاتِ وَلَا تَشْتَرُوهُنَّ وَلَا تُعَلِّمُوهُنَّ وَلاَ خَيْرَ فِي تِجَارَةٍ فِيهِنَّ وَثَمَنُهُنَّ حَرَامٌ =رواه احمد=

Bahwa Rasulullah saw ia bersabda, “Janganlah kamu menjual budak-budak wanita penyanyi dan jangan membeli mereka, dan jangan mengajari mereka (menyanyi). Tidak ada untungnya memperdagangkan mereka, dan harga mereka adalah haram”. =HR. Ahmad=

Dari Abu Umamah ra, ia berkata :

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْمُغَنِّيَاتِ وَعَنْ شِرَائِهِنَّ وَعَنْ كَسْبِهِنَّ وَعَنْ أَكْلِ أَثْمَانِهِنَّ =رواه ابن ماجه=

Rasulullah saw melarang dari membeli penyanyi, menjualnya, hasil usahanya dan memakan harga penjualannya. =HR. Ibnu Majah=

Alat musik yang dilarang.

فَأَمَّا مَا اِبْتَدَعَتْهُ الصُّوفِيَّة الْيَوْم مِنْ الْإِدْمَان عَلَى سَمَاع الْمَغَانِي بِالْآلَاتِ الْمُطْرِبَة مِنْ الشَّبَّابَات وَالطَّار وَالْمَعَازِف وَالْأَوْتَار فَحَرَام

Sedangkan apa yang dibuat-buat oleh orang-orang shufi pada hari ini (zaman al-Qurthubi) dengan membiasakan atas mendengarkan nyanyi-nyanyian dengan alat-alat musik seperti syabaabaat, thaar, ma’azif, autaar (nama-nama alat musik dipukul, dipetik dlsb) adalah haram. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi Juz 14 hal. 54 Asy-Syamilah)

Nyanyian Yang Diperbolehkan.

Namun benarkah, dalam Islam semua bentuk nyanyian terlarang? Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa nyanyian tanpa musik yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu:
Nyanyian di hari raya yang dilakukan oleh wanita. Sebagaimana disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَبِمَزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا =رواه مسلم=

Dari Aisyah ra., ia berkata: Abu Bakar pernah datang ke rumahku ketika dua orang gadis Ansar berada di dekatku. Mereka saling tanya jawab dengan syair yang dilantunkan orang-orang Ansar pada hari Bu’ats (hari peperangan antara kabilah Aus dan Khazraj). Aisyah berkata: Sebenarnya mereka berdua bukanlah penyanyi. Abu Bakar berkomentar: Apakah ada nyanyian setan di rumah Rasulullah saw. Hal itu terjadi pada hari raya. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Hai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya dan ini adalah hari raya kita. (HSR. Muslim No.1479)

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ دَخَلَ عَلَيْهَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا يَوْمَ فِطْرٍ أَوْ أَضْحًى وَعِنْدَهَا قَيْنَتَانِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاذَفَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثٍ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ مِزْمَارُ الشَّيْطَانِ مَرَّتَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُمَا يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَإِنَّ عِيدَنَا هَذَا الْيَوْمُ =رواه البخاري=

Dari Aisyah ra, bahwa Abu Bakar ra, masuk menemui Aisyah dan Nabi saw berada di dekatnya pada satu hari raya, dan di dekatnya ada dua anak perempuan yang sedang menyanyi dengan nyanyian apa yang diucapkan oleh wanita-wanita Anshar pada hari) Perang Bu’ats. Lalu Abu Bakar berkata: (nyanyian itu) adalah seruling setan (dia sebutkan) dua kali, maka Nabi saw, bersabda: biarkanlah mereka hai Abu Bakar, karena sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah hari ini.” (HSR. Bukhari No. 3638 Dalam Kutubul Mutun Asy Syamilah)
Nyanyian yang diiringi rebana pada waktu pernikahan dengan maksud memeriahkan atau mengumumkan akad nikah dan mendorong orang untuk menikah tanpa berisi pujian akan kecantikan seseorang atau pelanggaran terhadap syari’at. Namun nyanyian ini dinyanyikan oleh wanita dan diperdengarkan hanya untuk kalangan wanita saja. Sabda rasulullah saw.

عَنْ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ قَالَتْ جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ حِينَ بُنِيَ عَلَيَّ فَجَلَسَ عَلَى فِرَاشِي كَمَجْلِسِكَ مِنِّي فَجَعَلَتْ جُوَيْرِيَاتٌ لَنَا يَضْرِبْنَ بِالدُّفِّ وَيَنْدُبْنَ مَنْ قُتِلَ مِنْ آبَائِي يَوْمَ بَدْرٍ إِذْ قَالَتْ إِحْدَاهُنَّ وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ فَقَالَ دَعِي هَذِهِ وَقُولِي بِالَّذِي كُنْتِ تَقُولِينَ =رواه البخاري=

Dari Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke tempatku ketika saya menikah. Beliau duduk di atas kasurku dan jarak beliau dengan saya seperti jarak tempat dudukku dengan tempat dudukmu. Untuk memeriahkan pernikahan kami, beberapa orang gadis tetangga kami menabuh rebana dan menyanyikan lagu-lagu yang mengisahkan para pahlawan Perang Badar. Ketika mereka asyik bernyanyi, ada salah seorang di antara mereka yang mendendangkan, ‘Di tengah-tengah kita ada Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi besok.’ Mendengar syair seperti itu Nabi berkata kepadanya, ‘Tinggalkan ucapan seperti itu! Bernyanyilah seperti nyanyian-nyanyian sebelumnya saja!’” (HR. Bukhari No. 4750. Pada Kutubul Mutun As-Syamilah).
Nyanyian pada waktu kerja yang mendorong untuk giat dan rajin bekerja terutama bila mengandung do’a atau nyanyian yang berisi tauhid atau cinta kepada Rasulullah saw, yang menyebut akhlaknya atau berisi ajakan jihad, memperbaiki budi pekerti, mengajak persatuan, tolong-menolong sesama umat atau menyebut dasar-dasar Islam.

Keterangan: Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan rahimahullah berkata bahwa syair-syair yang diperdengarkan di sisi Rasulullah saw, bukanlah dilantunkan dengan paduan suara semacam nyanyian-nyanyian, dan tidak pula dinamakan nasyid-nasyid Islami, namun ia hanyalah syair-syair Arab yang mencakup hukum-hukum dan tamtsil (permisalan), penunjukan sifat keperwiraan dan kedermawanan. Selain itu, para sahabat melantunkannya secara sendirian dikarenakan makna yang terdapat di dalamnya. Mereka melantunkan sebagai syair ketika bekerja yang melelahkan, seperti membangun (masjid) serta berjalan di waktu malam saat safar (jihad). Maka perbuatan mereka ini menunjukkan atas diperbolehkannya lantunan (syair) ini, dalam keadaan khusus (seperti) ini. Selain itu, mereka tidak pernah menjadikan nyanyian sebagai kebiasaan yang dilakukan terus-menerus, karena para shahabat adalah generasi yang selalu mengisi hari-harinya dengan Al-Qur’an dan tidak pernah tersibukkan dengan selain Al-Qur’an[1].

Maka dari dalil diatas jelaslah bahwa rebana dan nyanyian hanya boleh dimainkan pada waktu hari raya serta pernikahan serta syair ketika jihad dan tidak boleh dipakai seperti zaman sekarang ketika berdzikir, takbiran dan lainnya sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kaum sufi, karena Rasulullah saw, dan para shahabatnya tidak pernah melakukannya. Bahkan kerusakan besar yang ditimbulkan saat ini oleh nyanyian yang mengatas-namakan nasyid dimana orang banyak mengambil nasehat dari nyanyian dan berusaha menghafalnya dengan mennggalkan nasehat Al-Qur’an dan tidak menghafalnya.

Penutup

Firman Allah swt.

Apakah akan aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)? Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Qs. Asy Syu’araa’ 26: 221-227)

BAHAN BACAAN:

Makalah kajian Larangan Bernyanyi dan Berjoged oleh Ust. Ahmad Rafi’i. Lc.
Fadlu shalati ‘alan Nabiyyi oleh Syaikh Abdul Aziz Asy Syanawi (edisi Indonesia “Keutamaan shalawat dan Fadhilah Amal yang diterjemahkan oleh Anshari Umar Sitanggal. Penerbit Pustaka Al-Kautsar).
Dalilus Sailin Oleh Ismail Abu Daud
Kutubul Mutun Maktabah Syamilah.
http://noorakhmad.blogspot.com
http://muslimah.or.id
Dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment