Friday, July 29, 2011

Larangan Nyanyian dan Berjoget




Istilah-Istilah Nyanyian Dalam Al-qur’an Dan As-Sunnah
Lahwul Hadits (Perkataan yang mengalihkan perhatian)

Firman Allah swt.

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. =QS. Lukman 31: 6=
Az-Zuur (Kepalsuan) dan Al-Laghwu (Perbuatan yang tidak berguna)

Firman Allah swt.

Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. =QS. Al-Furqan [25] : 72=
Al-Bathil.

Firman Allah swt.

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. =QS. Al-Israa [17] : 81=

Al-Mukaa’ (Siulan) dan At-Tashdiyah ( Tepukan tangan )

Firman Allah swt.

Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. =QS. Al-Anfaal [8] : 35=

Ruqyatuz Zina (Mantra perzinahan)
Manbatun Nifaq (Ladang kemunafikan)
Qur’anusy Syaithan (Kitab Suci setan)
Shautul Ahmaq Dan Shoutul Fajir (Suara tolol dan suara mungkar)
Shautusy Syaithan (Suara Setan)

Firman Allah swt.

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. =QS. Al-Israa 17: 81=

Mazmurusy Syaithon (Seruling setan)

Samud (Kelengahan)

Firman Allah swt.

Sedang kamu melengahkan(nya)? =QS. An-Najm 53: 61=

Hukum Nyanyian

Hukum nyanyian adalah haram berdasarkan dalil:

Firman Allah swt.

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. =QS. Lukman 31: 6=

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. =QS. Al-Israa 17: 64=

Dari Abu Malik Al Asy’ari ra mengatakan :

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيَكُوْنَنَّ مِنْ اُمَّتِيْ اَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَّوَالْحَِريْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَاِزفَ =رواه البخاري والطبراني=

Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya kelak benar-benar akan terjadi; ada suatu kaum dari ummatku mereka akan menghalalkan perzinahan, sutera, khamar dan alat musik”. =HR. Bukhari 5268 dan Thabrani=

Nyanyian Yang Diharamkan.

Nyanyian yang menggerakkan dan membangkitkan orang untuk :

memperturutkan hawa nafsunya.
Bercinta asmara.
Menggerakkan orang yang asalnya diam.
Membangkitkan orang yang asalnya tenang.
Melalaikan kewajibannya.
Dll.
Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya:

وَهُوَ الْغِنَاءُ الْمُعْتَادُ عِنْدَ الْمُشْتَهِرِيْنَ بِهِ، الَّذِيْ يُحَرِّكُ النُّفُوْسَ وَيَبْعَثُهَا عَلَى الْهَوَى وَالْغَزَلَ، وَالْمُجُوْنَ الَّذِيْ يُحَرِِّكُ السَّاكِنَ وَيَبْعَثُ الْكَامِنَ فَهَذَا النَّوْعُ إِذَا كَانَ فِيْ شِعْرٍ يُشَبَّبُ فِيْهِ بِذِكْرِ النِّسَاءِ وَوَصْفِ مَحَاسِنِهِنَّ وِذِكْرِ الْخُمُوْرِ وَالْمُحَرَّمَاتِ لاَ يُخْتَلَفُ فِيْ تَحْرِيْمِهِ، لِاَنَّهُ اللَّهْوَ وَالْغِنَاءَ الْمَذْمُوْمَ بِالْاِتِّفَاقِ

Nyanyian yang dimaksud adalah nyanyian yang biasa dinyanyikan menurut orang-orang yang mempopulerkannya. Yaitu nyanyian yang yang menggerakkan nafsu dan membangkitkannya atas hawa dan cumbu rayu dan kelakar (lawak) yang akan menggerakkan yang diam dan mengeluarkan yang tersembunyi (muncul aib-aib). Jenis ini apabila di dalam sya’ir akan mengobarkannya dengan menyebutkan wanita dan sifat-sifat kecantikannya, menyebutkan khamr dan hal-hal yang diharamkan di mana tidak ada beda pendapat tentang keharamannya. Karena itu adalah sia-sia dan nyanyian adalah tercela dengan kesepakatan. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi Juz 14 hal. 54 Asy-Syamilah)

Bahaya Nyanyian.

Alat Iblis Dalam Menghimpun Segala Macam Kejahatan.
Pendengar Nyanyian Tidak Diizinkan Mendengarkan Para Qori Ahli Surga.
Nyanyian Menumbuhkan Kemunafikan.
Sabda Rasulullah saw.

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ َرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللهُ بِهِمْ الْأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمْ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ =رواه ابن ماجه=

Dari Abu Malik Al Asy’ari ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, “Sungguh akan ada beberapa orang dari ummatku yang minum khomar, mereka namakan dengan nama lain. Kepala mereka dilalaikan dengan bunyi-bunyian musik, nyanyian-nyanyian. Maka Allah tenggelamkan mereka karena itu ke dalam bumi dan Allah akan menjadikan mereka menjadi kera dan babi”. =HR. Ibnu Majah=

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ َرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : سَيَكُوْنُ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ خَسَفٌ وَ قَذَفٌ وَمَسَخٌ ِاذَا َظهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ وَاسْتُحِلَّتِ الْخَمْرُ =رواه الطبراني=

Dari Sahl bin Sa’ad ra. Bahwa Nabi saw bersabda : “ Kelak pada akhir zaman akan terjadi gempa bumi, lemparan batu dan berubah mukanya. Hal ini terjadi apabila misik-musik, biduanita- biduanita telah merajalela dalam kehidupan manusia dan bila khomar telah dihalalkan”. =HR. Thabrani=

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَة َرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: َانَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: يُمْسَخُ قَوْمٌ مِنْ هَذِهِ الاُمَّةِ فِى اَخِرِالزَّمَاِن قِرْدَة ًوَ حَنَاِزيْرَ فَقَالُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ َالَيْسَ َيشْهَدُوْنَ َانْ لاَ ِالَهَ ِالاَّ اللهُ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ َبلىَ وَيَصُوْمُوْنَ وَيُصَلُّوْنَ وَيُحَجُّوْنَ قَالُوْا فَمَا بَالَهُمْ ؟ قَالَ ِاتَّخَذ ُوْا الْمَعَاِزفَ وَالدُّفُوْفَ وَالْقَيْنَاتِ فَبَاتُوْا عَلىَ شُرْبِهِمْ وَلَهْوِهِمْ فَأ َصْبَحُوْا وَقَدْ مَسَخُوْا قِرْدَة ًوَحَنَاِزيْرَ وَلَيَمُرَنَّ الرَّجُلُ ِفيْ حَانُوْتِهِ َيِبيْعُ فَيَرْجِعُ ِالَيْهِ وَقَدْ مَسَخَ قِرْدًا اَوْ خِنْزِيْرًا =رواه ابن ابى الدنيا=

Dari Abu Hurairah ra. bahwa nabi saw bersabda : “Kelak pada akhir zaman akan ada dari ummatku satu kaum yang akan menjadi kera dan babi. Para shahabat ra bertanya : ya Rasulallah, tidakkah mereka bersyahadat bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah? Rasulullah menjawab : Betul, mereka juga shaum, shalat dan berhaji. Mereka bertanya lagi. “ Lalu mengapa keadaan mereka menjadi begitu ? Rasulullah saw menjawab : Mereka mengadakan nyanyi-nyanyian, menabuh gendang disertai penyanyi dan penari, lalu pada malam harinya mereka mengadakan pesta minum-minuman dan perbuatan yang tidak berguna. Maka pada pagi harinya mereka berubah menjadi kera dan babi. Dan sungguh akan ada seorang yang pergi belanja atas suruhan temannya, setelah ia kembali kepadanya, lalu ia berubah menjadi kera dan babi. =HR. Ibnu Abid Dunya=

Larangan Menjual dan Membeli Penyanyi.

Dari Abu Umamah ra, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبِيعُوا الْمُغَنِّيَاتِ وَلَا تَشْتَرُوهُنَّ وَلَا تُعَلِّمُوهُنَّ وَلاَ خَيْرَ فِي تِجَارَةٍ فِيهِنَّ وَثَمَنُهُنَّ حَرَامٌ =رواه احمد=

Bahwa Rasulullah saw ia bersabda, “Janganlah kamu menjual budak-budak wanita penyanyi dan jangan membeli mereka, dan jangan mengajari mereka (menyanyi). Tidak ada untungnya memperdagangkan mereka, dan harga mereka adalah haram”. =HR. Ahmad=

Dari Abu Umamah ra, ia berkata :

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْمُغَنِّيَاتِ وَعَنْ شِرَائِهِنَّ وَعَنْ كَسْبِهِنَّ وَعَنْ أَكْلِ أَثْمَانِهِنَّ =رواه ابن ماجه=

Rasulullah saw melarang dari membeli penyanyi, menjualnya, hasil usahanya dan memakan harga penjualannya. =HR. Ibnu Majah=

Alat musik yang dilarang.

فَأَمَّا مَا اِبْتَدَعَتْهُ الصُّوفِيَّة الْيَوْم مِنْ الْإِدْمَان عَلَى سَمَاع الْمَغَانِي بِالْآلَاتِ الْمُطْرِبَة مِنْ الشَّبَّابَات وَالطَّار وَالْمَعَازِف وَالْأَوْتَار فَحَرَام

Sedangkan apa yang dibuat-buat oleh orang-orang shufi pada hari ini (zaman al-Qurthubi) dengan membiasakan atas mendengarkan nyanyi-nyanyian dengan alat-alat musik seperti syabaabaat, thaar, ma’azif, autaar (nama-nama alat musik dipukul, dipetik dlsb) adalah haram. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi Juz 14 hal. 54 Asy-Syamilah)

Nyanyian Yang Diperbolehkan.

Namun benarkah, dalam Islam semua bentuk nyanyian terlarang? Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa nyanyian tanpa musik yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu:
Nyanyian di hari raya yang dilakukan oleh wanita. Sebagaimana disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَبِمَزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا =رواه مسلم=

Dari Aisyah ra., ia berkata: Abu Bakar pernah datang ke rumahku ketika dua orang gadis Ansar berada di dekatku. Mereka saling tanya jawab dengan syair yang dilantunkan orang-orang Ansar pada hari Bu’ats (hari peperangan antara kabilah Aus dan Khazraj). Aisyah berkata: Sebenarnya mereka berdua bukanlah penyanyi. Abu Bakar berkomentar: Apakah ada nyanyian setan di rumah Rasulullah saw. Hal itu terjadi pada hari raya. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Hai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya dan ini adalah hari raya kita. (HSR. Muslim No.1479)

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ دَخَلَ عَلَيْهَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا يَوْمَ فِطْرٍ أَوْ أَضْحًى وَعِنْدَهَا قَيْنَتَانِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاذَفَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثٍ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ مِزْمَارُ الشَّيْطَانِ مَرَّتَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُمَا يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَإِنَّ عِيدَنَا هَذَا الْيَوْمُ =رواه البخاري=

Dari Aisyah ra, bahwa Abu Bakar ra, masuk menemui Aisyah dan Nabi saw berada di dekatnya pada satu hari raya, dan di dekatnya ada dua anak perempuan yang sedang menyanyi dengan nyanyian apa yang diucapkan oleh wanita-wanita Anshar pada hari) Perang Bu’ats. Lalu Abu Bakar berkata: (nyanyian itu) adalah seruling setan (dia sebutkan) dua kali, maka Nabi saw, bersabda: biarkanlah mereka hai Abu Bakar, karena sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah hari ini.” (HSR. Bukhari No. 3638 Dalam Kutubul Mutun Asy Syamilah)
Nyanyian yang diiringi rebana pada waktu pernikahan dengan maksud memeriahkan atau mengumumkan akad nikah dan mendorong orang untuk menikah tanpa berisi pujian akan kecantikan seseorang atau pelanggaran terhadap syari’at. Namun nyanyian ini dinyanyikan oleh wanita dan diperdengarkan hanya untuk kalangan wanita saja. Sabda rasulullah saw.

عَنْ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ قَالَتْ جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ حِينَ بُنِيَ عَلَيَّ فَجَلَسَ عَلَى فِرَاشِي كَمَجْلِسِكَ مِنِّي فَجَعَلَتْ جُوَيْرِيَاتٌ لَنَا يَضْرِبْنَ بِالدُّفِّ وَيَنْدُبْنَ مَنْ قُتِلَ مِنْ آبَائِي يَوْمَ بَدْرٍ إِذْ قَالَتْ إِحْدَاهُنَّ وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ فَقَالَ دَعِي هَذِهِ وَقُولِي بِالَّذِي كُنْتِ تَقُولِينَ =رواه البخاري=

Dari Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke tempatku ketika saya menikah. Beliau duduk di atas kasurku dan jarak beliau dengan saya seperti jarak tempat dudukku dengan tempat dudukmu. Untuk memeriahkan pernikahan kami, beberapa orang gadis tetangga kami menabuh rebana dan menyanyikan lagu-lagu yang mengisahkan para pahlawan Perang Badar. Ketika mereka asyik bernyanyi, ada salah seorang di antara mereka yang mendendangkan, ‘Di tengah-tengah kita ada Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi besok.’ Mendengar syair seperti itu Nabi berkata kepadanya, ‘Tinggalkan ucapan seperti itu! Bernyanyilah seperti nyanyian-nyanyian sebelumnya saja!’” (HR. Bukhari No. 4750. Pada Kutubul Mutun As-Syamilah).
Nyanyian pada waktu kerja yang mendorong untuk giat dan rajin bekerja terutama bila mengandung do’a atau nyanyian yang berisi tauhid atau cinta kepada Rasulullah saw, yang menyebut akhlaknya atau berisi ajakan jihad, memperbaiki budi pekerti, mengajak persatuan, tolong-menolong sesama umat atau menyebut dasar-dasar Islam.

Keterangan: Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan rahimahullah berkata bahwa syair-syair yang diperdengarkan di sisi Rasulullah saw, bukanlah dilantunkan dengan paduan suara semacam nyanyian-nyanyian, dan tidak pula dinamakan nasyid-nasyid Islami, namun ia hanyalah syair-syair Arab yang mencakup hukum-hukum dan tamtsil (permisalan), penunjukan sifat keperwiraan dan kedermawanan. Selain itu, para sahabat melantunkannya secara sendirian dikarenakan makna yang terdapat di dalamnya. Mereka melantunkan sebagai syair ketika bekerja yang melelahkan, seperti membangun (masjid) serta berjalan di waktu malam saat safar (jihad). Maka perbuatan mereka ini menunjukkan atas diperbolehkannya lantunan (syair) ini, dalam keadaan khusus (seperti) ini. Selain itu, mereka tidak pernah menjadikan nyanyian sebagai kebiasaan yang dilakukan terus-menerus, karena para shahabat adalah generasi yang selalu mengisi hari-harinya dengan Al-Qur’an dan tidak pernah tersibukkan dengan selain Al-Qur’an[1].

Maka dari dalil diatas jelaslah bahwa rebana dan nyanyian hanya boleh dimainkan pada waktu hari raya serta pernikahan serta syair ketika jihad dan tidak boleh dipakai seperti zaman sekarang ketika berdzikir, takbiran dan lainnya sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kaum sufi, karena Rasulullah saw, dan para shahabatnya tidak pernah melakukannya. Bahkan kerusakan besar yang ditimbulkan saat ini oleh nyanyian yang mengatas-namakan nasyid dimana orang banyak mengambil nasehat dari nyanyian dan berusaha menghafalnya dengan mennggalkan nasehat Al-Qur’an dan tidak menghafalnya.

Penutup

Firman Allah swt.

Apakah akan aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)? Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Qs. Asy Syu’araa’ 26: 221-227)

BAHAN BACAAN:

Makalah kajian Larangan Bernyanyi dan Berjoged oleh Ust. Ahmad Rafi’i. Lc.
Fadlu shalati ‘alan Nabiyyi oleh Syaikh Abdul Aziz Asy Syanawi (edisi Indonesia “Keutamaan shalawat dan Fadhilah Amal yang diterjemahkan oleh Anshari Umar Sitanggal. Penerbit Pustaka Al-Kautsar).
Dalilus Sailin Oleh Ismail Abu Daud
Kutubul Mutun Maktabah Syamilah.
http://noorakhmad.blogspot.com
http://muslimah.or.id
Dan lain-lain.

Ancaman Neraka



Al Wa’du adalah nash-nash (Al Qur’an dan As Sunnah) yang mengandung janji Allah kepada orang yang taat dengan ganjaran yang baik, pahala dan Surga.

Adapun Al Wa’iid adalah nash-nash (Al Qur’an dan As Sunnah) yang terdapat padanya ancaman bagi orang yang berbuat maksiat dengan azab dan siksaan yang pedih.

Keyakinan Ahlus Sunnah mengenai Al Wa’du dan Al Wa’iid adalah sebagai berikut:

1. Mengimani nash-nash (Al Qur’an dan As Sunnah) tentang al Wa’du (janji baik) dan al Wa’iid (ancaman) sebagaimana yang ada dalam nash tersebut. Allah swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (48)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. =Qs. An Nisaa’ 4 : 48=

2. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang akhir dari kehidupan seorang hamba, akan tetapi orang yang memperlihatkan kekufuran yang besar, maka ia akan di hukum dengan apa yang ia lakukan dan diperlakukan sebagaimana bermu’amalah dengan orang kafir.

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi ra, bahwa Rasulullah saw bersabda tentang akhir kehidupan seseorang.

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ =رواه مسلم=

Sesungguhnya seseorang mengamalkan ‘amalan ahli surga menurut apa yang tampak bagi manusia, padahal ia termasuk ahli Neraka. Dan sesungguhnya seseorang mengamalkan ‘amalan ahli neraka menurut apa yang tampak bagi manusia, padahal ia termasuk ahli surga. =HR. Muslim=

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

…. وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ =رواه البخاري=

… Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu ditentukan berdasarkan akhirnya. =HR. Bukhari=

3. Tidak boleh memastikan seorang pun bahwa mereka sebagai ahli surga atau ahli neraka kecuali yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi bila yang yang mati dalam keadaan islam, beriman, beramal shaleh dan bertaqwa akan dimasukkan ke dalam surga, ini berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Firman Allah swt :

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (25)

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya[1]. =Qs. Al Baqarah 2 : 25=

[32] Kenikmatan di syurga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani maupun rohani.

Rasulullah saw bersabda dari Jabir bin Abdillah ra:

مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ =رواه مسلم=

Barang siapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka ia akan masuk surga. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia akan masuk neraka. =HR. Muslim=

4. Ada orang yang dijamin masuk surga dan orang kafir, musyrik dan munafiq akan masuk neraka.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنْ يَدْخُلَ النَّارَ رَجُلٌ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ =رواه احمد=

Dari Jabir ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Tidak akan masuk neraka orang yang ikut hadir dalam perang Badr dan perjanjian Hudaibiyyah. =HR. Ahmad=

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. =Qs. Al Bayyinah 98 : 6=

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (39)

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. =Qs. Al Baqarah 2 : 39=

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (145)

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. =Qs. An Nisaa’ 4 : 145=

5. Orang-orang yang sudah ditetapkan masuk neraka berdasarkan Al Qur’an seperti Abu Lahab (Abdul ‘Uzza bin Abdil Muthalib) dan Istrinya (Ummu Jamil Arwa bintu Harb), Al Walid bin Mughirah, dan lain-lain. Firman Allah swt.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Qs. Al Lahab 111: 1-5)

سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا (17)

Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. =Qs. Al-Muddatstsir 74 : 17=

6. Surga tidak dipastikan kepada seorang pun walau amal perbuatannya baik, akan tetapi seseorang masuk surga karena Rahmat Allah swt. Firman Allah swt:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (21)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. =Qs. An Nur 24 : 21=

Sabda Rasulullah saw :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ =رواه مسلم واحمد=

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda : Tidaklah salah seorang dari kalian dimasukkan ke dalam surga karena amalannya. Para shahabat bertanya : Dan tidak juga engkau ya Rasulallah ? Rasulullah saw menjawab : Ya tidak juga aku, kecuali Allah meliputiku dengan keutamaan dan rahmat-Nya. =HR. Muslim dan Ahmad=

7. Tidak memastikan azab bagi setiap orang yang diancam dengan siksaan, karena bisa jadi Allah mengampuni dengan sebab ketaatannya, taubatnya, musibah yang dialaminya atau sakit yang dapat menghapus dosanya, dan lain-lain, kecuali bagi orang yang melakukan kekufuran. Firman Allah swt:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53)

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. =Qs. Az Zumar 39 : 53=

[1] dalam hubungan Ini lihat surat An Nisa ayat 48.

8. Setiap makhluk akan mati, dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.

Firman Allah swt :

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآَخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ (145)

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang Telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. =Qs. Ali Imran 3 : 145=

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan. =Qs. Al Munafiqun 63 : 11=

Tuesday, July 26, 2011

Kisah Nabi Idris a.s

Idris atau Nabi Idris a.s. (Arab: إدريس ) adalah salah seorang rasul yang merupakan putra Adam yang pertama kali diberikan hak kenabian oleh Allah setelah Adam sendiri dan Shiyth a.s. (Set menurut Yahudi dan Nasrani). Dalam Alkitab, Idris dikenal dengan nama Henokh.

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.

Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.

Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris adalah sebutan atau nama Arab bagi Enoch, nenek moyang Nabi Nuh. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Beliau hidup sampai usia 82 tahun



1. Nabi Idris Kedatangan Tamu

Nama Nabi Idris as. yang sebenarnya adalah ‘Akhnukh’. Sebab beliau dinamakan Idris, kerana beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT.

Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau.

Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris as. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.

Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut.

Kemudian baginda beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya.

Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbit matahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu.

Kemudian beliau berkata: “Wahai tuan, mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat keindahan alam persekitaran? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris.”

Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.: “Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mahu memakan yang haram?”

2. Malaekat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris atas permintaannya.

Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahawa mereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeza dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.

Kemudian beliau bertanya: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya? Saya adalah Malaikat Maut.”

“Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?” “Benar ya Idris.”

“Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk?”

“Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.”

“Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

“Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu.”

“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.”

Malaikat Maut pun menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah.”

Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu.

Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali.

3. Malaekat Izrail membawaNabi Idris ke Syurga dan ke Neraka

Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan kesakitan maut itu? Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya. Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan. Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, iaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu. Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.”

Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain.

Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as. berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, iaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya kepada Allah SWT. Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari Allah SWT.” Jawab Malaikat Maut.

Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam Syurga.

Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu tersebut. Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pokok-pokok yang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.

Kemudian Nabi Idris berkata: “Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?”

Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.

Malaikat Maut pun berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan.”

Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya: “Ya Idris, keluarlah!. Tidak, wahai Malaikat Maut, kerana Allah SWT telah berfirman bermaksud:

“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.”
(Ali-Imran: 185)

Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud:

“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu.”
(Maryam: 71)

Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud:

“… Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga).”
(Al-Hijr: 48)

Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: “Biarkanlah dia, kerana Aku telah menetapkan di azali, bahawa ia akan bertempat tinggal di Syurga.”

Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya bermaksud: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)

4. Idris di dalam Al-Qur’an dan Hadits

Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).



Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Qur’an 19:56-57)





Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (Qur’an 21:85-86)



Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi’raj.

Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: … Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, O saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; … Sahih Bukhari 5:58:227
Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:

Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim)
5. Nasihat dan Ajaran

Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.

Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan shalatmu.
Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.

Manusia Hidup di Lima Alam

Segala puji bagi Allah S.W.T yang mana telah mencipta bumi dan langit, bumi itu pula berlapis, dan langit itu betingkat walaupun kita tidak dapat lihat dengan mata kasar. Begitu juga dengan manusia yang hidupnya itu akan melalui alam-alam, yang bermula dengan penciptaan datuk moyang kita Nabi Adam A.s hingga ke alam barzakh sebelum kita ke alam yang abadi iaitu kekal di Syurga.
Berapa alam yang manusia akan lalui sebenarnya?

Alam yang pertama

1. Alam yang kita lalui di sulbi ayah.
2. Kemudian berpindah ke dalam Rahim ibu.

“Dan ketika Tuhan kamu menjadikan keturunanAdam dari punggungnya, dan Tuhan mengambil kesaksian dari mereka dengan berkata: Bukankah Aku ini Tuhan kamu? Mereka berkata: Bahkan! Kami menjadi saksi, bahwa kamu nanti di Hari Kiamat tiada dapat mengatakan, bahwa kami ini lalai dari perkara itu”
Surah Al-A’raaf ayat 172

Jelaslah di ayat ini, yang mana Allah S.W.T telah menyatakan kisah Hari Mitsaaq (hari perjanjian) yang mana kita – zuriat Nabi Adam A.s- telah pun berjanji untuk mengakui keesaan dan ketuhanan Allah S.W.T

Alam yang manusia akan telah pun lalui di alam yang mana masanya sejak Allah Ta’ala mencipta Adam A.s dan membekalkan zuriat di tulang punggungnya yang penuh keberkatan.

Alam yang kedua:
Alam yang kita menjalani hidup di dunia.

Ibnul jawzi telah membahagikan peringkat-peringkat umur itu kepada lima kategori:
1. Masa kanak-kanak: iaitu dari peringkat umur bayi hingga seseorang itu mencapai umur lima belas tahun.
2. Masa muda: iaitu dari peringkat umur lima belas tahun (15), hingga umur tiga puluh lima tahun (35).
3. Masa dewasa: iaitu dari peringkat umur 35 tahun, hingga 50 tahun.
4. Masa tua: iaitu dari peringkat umur 50 tahun hingga umur 70tahun.
5. Masa tua Bangka, iaitu dari peringkat umur 70 tahun hinggalah ke akhir umur yang dikurniakan Tuhan.

Mengapakah para Ulama telah membahagikan umur-umur manusia hingga sedemikan peringkat? Apa yang kita sebagai manusia -lebih lebih lagi umat Islam- dapat mempelajari dari pembahagian ini?

Kerana di alam yang kedua inilah -alam yang tidak kekal- alam yang manusia diminta untuk beramal dan diuji, amalan kita di ambil kira –dihisab- oleh itu, maka elok kita mengenal pasti peringkat mana yang harus kita mula mendidik dan beramal anak-anak kita. Bukan kah Nabi Muhammad S.A.W telah memesan umat Islam:
“Kedua kaki anak Adam itu akan tetapberdiri di hadapan Tuhannya pada Hari Kiamat, sehingga selesai ditanya tentang empat perkara”
1. Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan.
2. Tentang mas mudanya, untuk apa dipergunakan.
3. Tentang hartanya, dari mana diperolehi dan untuk apa dibelanjakan.
4. Tentang ilmunya, apa yang sudah dibuat dengannya.

Alam yang ketiga
Di alam Barzakh, ketika kita di kubur.

Bermulanya dari masa manusia keluar dari dunia ini dengan menempuhi mati hinggalah ia dibangkitkan dari kubur.

Siksaan kubur

Siksaan Kubur adalah HAK iaitu benar, sepertimana Rasulullah s.a.w pernah berpesan. Dan beliau telah mengkhabar pada umatnya, “Kebanyakan siksa kubur disebabkan tiada memlihara diri dari kencing.”

Nabi juga berpesan supaya kita memohon pada Allah Ta’ala supaya dihindarkan dari siksaan kubur.

Alam yang Allah S.W.T telah nyatakan dalam firmannya:
“Dan di hadapan mereka terdapat Barzakh, hinggalah ke hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mu’minun: 100)

Di alam ini, walau jasad musnah – kecuali para wali-wali Allah S.W.T- ditelan bumi dek zaman, tetapi roh manusia itu kekal di alam Barzakh. Di alam yang mana manusia lalui antara alam Dunia dan alam Akhirat di masa antara dua tiupan.


Alam yang keempat:                                 Di padang Mahsyar

Bermulanya daripada kebangkitan manusia dari kuburnya untuk menerima pengadilan Tuhan, sehinggalah kepada masuknya ahli syurga ke syurga, dan masuknya ahli neraka ke dalam neraka.

“ Dan ditiupkanlah pada sangkakala, maka mereka pun bangun dari kubur masing-masing, lalu dating kepada Tuhan mereka dengan berbondong-bondong.”
(Yasin: 51)

Mizan (Amalan ditimbang)

Di alam ini, umat manusia akan melalui saat genting, mereka akan menuju ke padang Mahsyar supaya amalan mereka dihitung oleh Allah S.W.T, bahkan amalan mereka akan di timbang, sebagaimana firman Allah Taa’la:

“ Dan neraca pada hari itu tepat, maka barangsiapa yang berat timbangannya (kebaikan), niscayalah mereka itu menjadi orang-orangyang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, niscayalah mereka itu adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka tiada mempercayai keterangan-keterangan Kami.” (Al-A’raf:8-9)

                                                                           Di titian Shirath

Setelah itu manusia akan melalui Shirath (jembatan), yang mana ianya dipasang di atas muka jahannam, seperti diriwayatkan, Shirath itu lebih tajam dari pedang dan lebih halus dari rambut, tatkala itu manusia akan melaluinya menurut kadar amalan masing-masing.

a. Ada yang umpama kilat ketika melintasi titian Shirath. Ada yang umpama angin. Ada yang seperti burung atau kuda.
b. Begitu juga ada yang merangkak dan ada yang dijilat api, dan yang ada terjerumus ke gaung nereka.

                                                      Di telaga Nabi Muhammad S.a.w (Haudh)

Setelah terlepas dari titian Shirath, tatkala itu umat manusia yang beriman akan menghampiri Haudh (telaga) Rasulullah S.a.w dan sekali teguk saja segala haus dan dahaga akan hilang. –Supaya Allah mengurniakan pada kita seteguk dari cawan Rasulullah S.a.w- Air dari Haudh itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu.

Pesanan Rasulullah S.a.w

“Siapa yang melepaskan dari seorang Muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan daripadanya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Siapa yang menutup rahsia (keburukan) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup rahsianya di dunia dan akhirat.”

Dan marilah kita hayati kata mutiara dari Rasulullah S.a.w sebagai pedoman untuk kita tempuhi alam yang keempat ini, dan kita mengharapkan Syafaat dari Baginda S.a.w disaat itu sepertimana kita mengharapkan Syafaat serta Wasilah Beliau setiap kali kita membaca Doa azan, “Wahai Tuhanku yang memumpunyai seruan yang sempurna ini dan sembahyang yang akan didirikan ini, berikanlah dengan limpahan kurniaMu kepada Muhammad Wasilah(kedudukan yang paling tinggi dalam syurga) dan keutamaan serta limpahkanlah kepadanya Maqam yang terpuji yang Engkau telah janjikanbaginya.”

Alam yang Kelima:

Di negeri Abadi (Syurga dan Neraka)

Di alam ini, adalah masa kemasukan ahli neraka dan kemasukan ahli syurga ke syuga buat selama-lamanya yang tiada hujung dan penghabisannya.

Bukankah Nabi Muhammad S.a.w diutuskan untuk membawa rahmat untuk alam-alam, namun begitu ada yang telah mengingkari risalah yang di-utuskan oleh Allah S.w.t. Maka balasan buat oleh yang telah mendustakan Nabi dan tidak beriman, maka balasan mereka seperti tertera dalam Al-Quran:
“ Maka Aku memperingatkan kamu akan api yang bernyala. Tiada masuk ke dalamnya melainkan orang yang jahat. Yang mendustakan (kebenaran) dan yang membelakangkan.” (Al-Lail:14-16)

Telah Allah ciptakan neraka itu dengan mempunyai tujuh pintu. Sebagaiman yang tersebut di dalam Al-Quran:

“Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu daripadanya ada bahagian yang sudah ditentukan.

Nama-nama pintu dan tingkat neraka:

1. Jahannam 2. Saqar 3.Lazha 4.Huthamah 5. Sa’iir
6.Jahim 7. Hawiyah

Semua lapisan neraka yang tujuh itu telah diasak dengan berbagai-bagai penyiksaan yang berat, hukuman yang dahsyat serta penghinaan yang terkeji. – Kami memohon Allah Ta’ala, agar Dia melindungi kami sekalian dari siksaan api neraka dan melindungi datuk-nenek kita, kekasih-kekasih kita dan semua kaum Muslimin.

Syurga buat mukmin

Alam syurga yang mana telah dijanjikan buat orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Bukankah Allah S.w.t telah mengkhabarkan kepada kita : “ Dan pimpinlah orang-orang yang bertaqwa (memenuhi kewajiban) ke dalam syurga berbondong-bondong, sehingga apabila mereka mendatanginya, dibukakan pintu-pintunya, dan penjaga-penjaganya berkata: Selamat sejahtera untuk kamu! Kamu telah melakukan yang baik, maka masuklah kamu ke dalamnya buat selama-lamanya.” (Az-Zumar:73)

Syurga yang mana Nabi Muhammad S.a.w penah bersabda: “ Berfirman Allah Ta’ala: Aku sediakan untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tiada pernah:
a.dilihat oleh mata.
b. didengar oleh telinga
c. tiada telintas di hati sesiapa pun.

Nikmat-nikmat di syurga:
Bayangkan, segala nikmat yang berlaku didunia ini, tiada bandingannya di Syurga, yang penuh dengan nikmat-nikmat yang hebat diantaranya:

1. Mereka ahli syurga: bersandar di atas permaidani yang sebelah dalamnya diperbuat dari sutera.
2. Ada gadis-gadis sopan –santun, belum pernah disinggung oleh manusia dan jin, dan mereka itu bagaikan permata delima dan mutiara.
3. di syurga An-Naim: ada sofa yang bertatahkan emas dan batu permata.
4. Mereka tiada merasa pening kepala atau mabuk.
5. Bidadari-bidadari yang bemata bulat jelita.
6. Tiada matahari yang berhawa panas dan bulan yang berhawa dingin.
7. Air mata Salsabil.
8. Mereka memakai pakaian dari sutera halus.

Nikmat yang besar selepas masuk ke syurga:

Melihat Allah S.w.t

Syurga-syurga yang sediakan ini, ada lapan pintu, dan ianya berbeza dari satu yang lain dan antara satu darjat dengan darjat yang lain sama seperti antara langit dan bumi.Darjat yang paling tinggi ialah Syurga FIRDAUS yang mana diatas nya terletak Arasy Allah S.w.t dan orang-orang beriman tatkala itu dilimpahi berbilang-bilang nikmat, sehingga ditanya pada mereka: Apakah ada sesuatu yang lain yang kamu mahukan Aku tambahkan? Mereka menjawab:
a. bukankah Engkau telah memasukkan kami syurga
b. dan menyelamatkan kami dari api neraka?
Kemudian Hijab pun terangkat. Maka pada ketika itu, tiada sesuatu yang diberikan kepada kamu lebih utama daripada nikmat melihat kepadaWajah Tuhan Azzawajalla.

Disediakan oleh Muhammad Dzarif Abdul Wahab
Petikan dari buku: Peringatan Tentang Umur Insan oleh Imam Habib Abdullah Haddad
Terjemahan: Syed Ahmad Semait

Kisah Nabi Idris 2

Malaekat Izrail membawa Nabi Idris ke Syurga dan ke Neraka
Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan rasa sakit dari maut itu?”
“Bila seekor binatang dikelupas kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya.”Jawab Nabi Idris a.s. Lalu Malaikat Izrail berkata ” Padahal kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap siapapun sebelum tuan.” Kemudian Nabi Idris berkata “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, yaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu.” Malaikat Izrail menjawab “Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.”
Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, api yang membara, timah yang mendidih, pohon yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain.
Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as. berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, yaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya kepada Allah SWT.” Lalu Malaikat Izrail menjawab “Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari Allah SWT.”
Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam Syurga.
Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu tersebut. Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pohon-pohon yang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.
Kemudian Nabi Idris berkata: “Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?”
Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.
Malaikat Maut pun berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan.”
Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya: “Ya Idris, keluarlah!.” Nabi Idris menjawab “Tidak, wahai Malaikat Maut, kerana Allah SWT telah berfirman “Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Ali-Imran: 185)
Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud:
“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu.”
(Maryam: 71)
Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud:
“… Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga).” (Al-Hijr: 48)
Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: “Biarkanlah dia, kerana Aku telah menetapkan di azali, bahwa ia akan bertempat tinggal di Syurga.”
Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya bermaksud: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)
Nabi Idris di dalam Al-Qur’an dan Hadits
Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris(yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Qur’an 19:56-57)
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (Qur’an 21:85-86)
Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi’raj.
Diriwayatkan dari Abbas bin Malik ” Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris, berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang,Wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh. (Sahih Bukhari)
Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:
Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (HR Al-Hakim)

Jangan Kau Kahwini 6 Jenis Perempuan Ini





Jika nak cari isteri, carilah isteri yang beragama dan berakhlak. Dan jangan berkahwin dengan 6 golongan wanita yang mempunyai sifat-sifat di bawah :

1. Al-Ananah
Wanita yang banyak mengeluh. Contohnya, apa saja yang diberi, tidak pernah mencukupi. Bagi kereta tak cukup, rumah tak cukup dan barang kemas menimbun pun still tak cukup.

2. Al-Mananah
Perempuan yang banyak mengungkit pada suaminya. Contohnya, "Selama ni, duit belanja anak-anak, saya yang bagi". "Mesin basuh tu beli pakai duit saya!"

3. Al-Hunanah
Perempuan yang ingin kepada suami yang lain. Contohnya, dia berkenan bila tengok lelaki lain dan inginkannya.

4. Al-Hudaqah
Perempuan yang gemar terhadap sesuatu lalu memaksa suaminya melakukannya.
Contoh, jika dia nak kereta baru, dia paksa suaminya belikan walau apa cara sekalipun.

5. Al-Buraqah
Perempuan yang sibuk bersolek tanpa mempedulikan amalan-amalan yang lain.
Contohnya, asyik mekap, mengilat kuku, sapu losyen sampai tak solat, tak buat kerja rumah dan tidak mempedulikan suami.

6. Al-Salaqah
Wanita yang banyak bercakap. Asyik nak berleter saja 24 jam. Sikit-sikit nak memekak. Dahla cakap kuat macam duduk sebatu.

Keampunan Allah: kisah seorang pelacur di zaman Rasulullah SAW




Sepertimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahawa Baginda bersabda :
Ketika seekor anjing berpusing mengelilingi sebuah perigi dan hampir mati kerana dahaga, seorang pelacur daripada suku Bani Israil melihatnya. Lalu dia menanggalkan kasutnya dan memberi anjing tersebut minum dengannya. Maka Allah mengampunkan dia kerana perbuatannya itu. (Sahih al-Bukhari)

Selain daripada kisah pelacur tersebut, ada lagi kisah manusia yang berbuat dosa tetapi diberi keampunan oleh Allah. Antaranya kisah pembunuh 100 orang yang diampunkan Allah. Kisah 2 orang sahabat jatuh tangga lalu mati, seorang yang kuat ibadah masuk neraka dan seorang kaki maksiat masuk syurga.

Sebenarnya, kisah ahli maksiat diampunkan ALLAH hanya sebagai teladan untuk kita bagi menunjukkan rahmat ALLAH yang luas kepada makhluknya, supaya jangan berputus asa untuk memohon keampunan Allah walaupun sebesar mana dosa kita. Sebagai bukti Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani jika hamba-Nya yang terlanjur melakukan maksiat itu bertaubat dan menyesali keterlanjuran mereka. Bukannya untuk menjadikan kisah itu sebagai tiket untuk menghalalkan maksiat.

Berbalik kepada persoalan mendedah aurat belum confirm masuk neraka. Jika berpandukan kepada Hadis Nabi SAW, memang confirm dedah aurat masuk neraka. Bukan hanya sekadar masuk neraka malah menghidu bau syurga pun tidak mampu.
"Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw beliau berkata: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum aku lihat saat ini ; pertama, satu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi. Mereka memukul manusia dengan cemeti tersebut. Kedua, wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang (tidak menutup aurat dengan sempurna). Mereka berlengang-lenggok dan menggoyang-goyangkan kepala mereka seperti ponok unta yang condong. Wanita-wanita tersebut tidak akan masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya pun. Padahal bau syurga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian"
(HR. Muslim).

Di dalam peristiwa israk mikraj pun Rasulullah SAW ada menyatakan bahawa baginda melihat perempuan yang digantung rambutnya dalam neraka hingga menggelegak otak kepalanya atas kesalahan tidak menutup rambutnya daripada bukan mahramnya.

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. dan Abu Said r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda :

“Syurga dan neraka berdebat. Lalu syurga berkata, “aku dimasuki orang-orang lemah dan miskin.”
Neraka berkata: “Aku dimasuki orang-orang yang suka menindas dan sombong.”

Lalu Allah s.w.t. berfirman kepada neraka: “Sesungguhnya engkau adalah seksa-Ku, dan Aku menyeksa orang-orang yang Kuhendaki denganmu.”
Kemudian Allah s.w.t. berfirman pula kepada syurga: “Engkau adalah rahmat-Ku, dan Aku merahmati siapa sahaja yang Aku kehendaki. Setiap kamu akan diisi hingga penuh." (Riwayat Al-Bukhari, no. 2846)

Akan tetapi, jika kita sendiri mempersoalkan suruhan Allah dengan membidas bahawa buat baik belum confirm masuk syurga atau buat jahat belum confirm masuk neraka, tak rasa malukah nak mengharap rahmat Allah terhadap kita? Tak rasa malukah nak menumpang syurga Allah?

Melaksanakan perintah Allah ganjarannya pahala, syurga, rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Mengerjakan larangan Allah balasannya adalah dosa, neraka, kemurkaan dan azab Allah SWT. Kesimpulannya, ahli syurga tidak berdosa, manakala ahli neraka berdosa. Akan tetapi, setiap orang yang berdosa pasti akan ke syurga jua akhirnya nanti jika dia masih Islam dan tidak murtad. Itupun setelah menempuh azab siksa yang maha dahsyat di neraka kelak bagi menyuci dosanya, yang mana sehari di neraka bersamaan 1000 hari di dunia ini. Mampukah nak tanggung? Letak hujung jari dekat api lilin sekejap pun dah meraung.

10 PESANAN ALLAH S.W.T KEPADA NABI MUSA A.S

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan kepada sanadnya dari Jabir bin Abdillah r.a. berkata Rasulullah S.A.W bersabda : "Allah S.W.T telah memberikan kepada Nabi Musa bin Imran a.s dalam alwaah10 bab:

· Wahai Musa jangan menyekutukan aku dengan suatu apa pun bahwa aku telah memutuskan bahwa api neraka akan menyambar muka orang-orang musyrikin.

· Taatlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu nescaya Aku peliharamu dari sebarang bahaya dan akan Aku lanjutkan umurmu dan Aku hidupkan kamu dengan penghidupan yang baik.

· Jangan sekali-kali membunuh jiwa yang Aku haramkan kecuali dengan hak nescaya akan menjadi sempit bagimu dunia yang luas dan langit dengan semua penjurunya dan akan kembali engkau dengan murka-Ku ke dalam api neraka.

· Jangan sekali-kali sumpah dengan nama-Ku dalam dusta atau durhaka sebab Aku tidak akan membersihkan orang yang tidak mensucikan Aku dan tidak mengagung-agungkan nama-Ku.

· Jangan hasad dengki dan irihati terhadap apa yang Aku berikan kepada orang-orang, sebab penghasut itu musuh nikmat-Ku, menolak kehendak-Ku, membenci kepada pembahagian yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku dan sesiapa yang tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka bukan daripada-Ku.

· Jangan menjadi saksi terhadap apa yang tidak engkau ketahui dengan benar-benar dan engkau ingati dengan akalmu dan perasaanmu sebab Aku menuntut saksi-saksi itu dengan teliti atas persaksian mereka.

· Jangan mencuri dan jangan berzina isteri jiran tetanggamu sebab nescaya Aku tutup wajah-Ku daripadamu dan Aku tutup pintu-pintu langit daripadanya.

· Jangan menyembelih korban untuk selain dari-Ku sebab Aku tidak menerima korban kecuali yang disebut nama-Ku dan ikhlas untuk-Ku.

· Cintailah terhadap sesama manusia sebagaimana yang engkau suka terhadap dirimu sendiri.

· Jadikan hari Sabtu itu hari untuk beribadat kepada-Ku dan hiburkan anak keluargamu. Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda lagi : "Sesungguhnya Allah S.W.T menjadikan hari Sabtu itu hari raya untuk Nabi Musa a.s. dan Allah S.W.T memilih hari Juma'at sebagai hari raya untukku."

JEJAK SYURGA ATAU JEJAK NERAKA.

Kita sekarang dihidupkan oleh Allah, di bumi Allah dan di dalam zaman yang Allah tentukan. Selepas itu kita akan dikembalikan, sama ada disedari atau tidak ke salah satu daripada dua negeri yang kekal abadi iaitu syurga atau neraka.


Sekarang kita sedang berjalan ke destinasi yang kita sendiri pilih - syurga atau neraka. Allah menyediakan dua jalan untuk kita pilih. Terpulanglah kepada kita untuk memilih sama ada jejak ke syurga atau jejak ke neraka.
Namun begitu, Allah sudah memberitahu kita di dalam Al-Quran, tentang betapa nikmatnya kehidupan dan pengalaman manis di syurga. Begitu juga dijelaskan betapa azabnya kehidupan dan pengalaman ngeri di neraka. Nabi Muhammad saw. juga menguatkan lagi melalui hadith-hadithnya yang masih segar dibaca dan didengar hingga ke hari ini.


Sebagai makhluk yang diberikan kesempurnaan akal fikiran, manusia boleh berfikir kesan dan risiko yang bakal diterima akibat dari sesuatu tindakannya. Setiap sesuatu itu ada sebab-musababnya. Allah masukkan seseorang ke syurga kerana dalam hidupnya di dunia ini, dia memilih jalan ke syurga. Begitu juga Allah masukkan seseorang itu ke neraka kerana dalam hidupnya dia sengaja memilih jalan ke neraka. Terpulang kepada kita hendak mengikuti jejak syurga atau jejak neraka...

Pilih dan ikutlah jalan ke syurga sebagaimana yang disenaraikan di bawah:


- beramal semasa muda lagi
- bertolong-tolongan kerana Allah
- jauhi diri dan keluarga dari zina
- mendidik anak kewajipan beragama
- mendirikan solat wajib dan sunat
- bertahajjud di tengah malam
- menangis dan menginsafi diri kerana takut akan ALlah
- bersedekah, menderma dan berwakaf secara senyap
- berpaut hati pada masjid
- sentiasa belajar hal-ehwal agama
- sembahyang berjemaah
- selalu berada di tempat pengajian agama
- menziarahi orang sakit
- mengiringi mayat hingga ke kubur
- mengadakan khenduri cara Islam
- mendamaikan pergaduhan
- menolong anak yatim dan miskin
- dan lain-lain perkara kebajikan

Pada masa yang sama hindarilah jejak neraka yang disenaraikan di bawah:


- tidak mengajar anak hal-hal keagamaan
- kaya tapi bakhil
- menipu
- mengambil arak, dadah dan yang memabukkan
- mengadakan majlis maksiat
- berzina
- memakan harta anak yatim
- meringankan sembahyang
- tidak mengeluarkan zakat
- panjang angan-angan dan tak mahu bertaubat
- meninggalkan sembahyang
- durhaka kepada ibu bapa
- berbuat fitnah
- suami dayus (membebaskan isteri)
- ibu bapa dayus (membebaskan anak)
- makan harta haram
- berbohong dan berdusta
- menggunakan sihir
- dengki dan khianat

Sementara kita diberi peluang oleh Allah untuk memilih jalan yang menentukan nasib kita pada masa hadapan, marilah sama-sama kita saling bantu-membantu menegakkan amar makruf dan nahi mungkar yang dewasa ini sudah kurang berfungsi dan tidak diberi keutamaan lagi.

Sekian, wallahua'alam,
Wassalam.

Penghuni Syurga dan Neraka

“Aku telah meninjau syurga dan aku dapati kebanyakan penghuninya ialah kaum miskin, dan aku juga meninjau neraka dan aku dapati kebanyakannya penghuninya ialah kaum wanita .” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Tujuannya:

Rasulullah s.a.w telah diperlihatkan Allah gambaran syurga dan neraka, dan ia dapati bahawa penghuni syurga yang paling ramai adalah terdiri dari golongan orang-orang miskin atau orang-orang yang tidak berharta, sedangkan penghuni neraka yang paling ramai adalah terdiri daripada kaum wanita. Jika hadis ini ditilik dari permukaannya yang lahir sahaja tentulah timbul kemusykilan- kemusykilan tertentu apakah Islam memandang kemiskinan itu sebagai satu kelebihan dan kekayaan sebagai satu penghalang yang boleh menjauhkan seseorang itu dari syurga ? Apakah istilah memandang rendah kepada kaum wanita hingga kebanyakkan mereka menjadi penghuni neraka ? Apakah kaum wanita lebih banyak melakukan maksiat dari kaum lelaki ?

Untuk memahami maksud yang sebenar dari hadis ini perlulah dirujukkan kepada nas-nas lain yang bersangkutan dengan pandangan umum Islam terhadap kekayaan dan kemiskinan, juga pandangan umum Islam terhadap kaum lelaki dan kaum wanita.

Menurut Islam merupakan nikmat dan rahmat yang dikurniai Allah kepada manusia, kerana itulah memohon ” rezeki yang luas ” merupakan isi utama doa-doa yang diajar oleh Rasulullah s.a.w kepada umatnya termasuk doa ” ” yang dibaca berkali-kali setiap rakaat sembahyang, tetapi kekayaan itu sendiri bukanlah merupakan satu kelebihan kecuali ia dibelanjakan kepada jalan Allah, sedangkan kemiskinan pula menurut pandangan Islam merupakan cabaran dan ujian terhadap ketabahan dan kesabaran seseorang mukmin, kerana itu kemiskinan itu sendiri bukan sekali-kali merupakan kelebihan yang secara automatis melayakan seseorang mukmin untuk menduduki syurga, malah pastilah digandingkan dengan sikap sabar, takwa dan amalan-amalan yang soleh.

Bertolak dari pengertian ini ternyata bahawa yang dimaksudkan dengan “orang-orang yang miskin ” yang disebut oleh Rasulullah s.a.w itu ialah orang-orang miskin yang soleh dan bertaqwa bukanlah semata-mata orang miskin, kerana kemiskinan semata-mata kadang-kadang merupakan satu bala yang boleh membawa seseorang kepada kekufuran dan kejahatan. Apabila tekanan kemiskinan itu tidak dapat disabari oleh seseorang ia mungkin menjadi manuisa yang berkecil hati dan bersikap membantah terhadap Allah dan ini bukan sahaja menjerumuskannya ke dalam kekufuran, malah mencetuskan dalam hatinya perasaan hasad dengki dan dendam kesumat terhadap manusia sekelilingnya yang lebih bernasib baik darinya, dan akibatnya ia mungkin terlibat dalam perlakuan – perlakuan jenayah dan kekejaman-kekejaman untuk meluahkan dendam. Inilah maksud sabda Rasulullah s.a.w :

” Kemiskinan itu hampir-hampir membawa seseorang itu kepada kekufuran “

Kerana itu, pada hemat kami, tidaklah wajar jika ada pihak-pihak yang tertentu mahu menjadikan hadis ( 29 ) ini sebagai alasan bahawa Islam menggalakan umatnya supaya menjadi miskin atau memandang kemiskinan itu sebagai satu kelebihan yang melayakan seseorang itu mewarisi syurga di Akhirat. Al- Quran dengan tegasnya menetapkan bahawa syurga itu adalah dicapai dengan taqwa dan amalan-amalan yang soleh bukannya dicapai dengan semata kemiskinan firman Allah Taala :

” Itulah syurga yang Kami warisi dengan kelebihan amalan-amalan kamu.” Al- ‘Araf ( 43 ).
Dan firman-Nya lagi :

” Itulah syurga yang Kami warisikannya kepada orang-orang yang bertaqwa di antara hamba-hamba Kami.” Maryam ( 63 )

Sifat kehidupan seseorang muslim yang digariskan Allah adalah penuh dengan kegiatan – kegiatan amalan ibadat dan kebajikan yang memerlukan kepada kewangan yang banyak seperti zakat, ibadat haji, berjihad menegakkan agama Allah, menolong fakir miskin, kaum kerabat, jiran tetangga menyediakan mas kahwin, menanggung nafkah isteri dan anak pinak, mengadakan kenduri akikah, berkorban di hari raya, berderma untuk sabilillah dan sebagainya dari ibadat-ibadat kebajikan yang bertunjangkan kepada kewangan. Di dalam al-Quran dan As- Sunah penuh denga anjuran-anjuran agar setiap orang muslim yang berada supaya menginfaq atau membelanjakan harta mereka ke jalan kebajikan dan itulah perlaburan hakiki untuk masa depan hari akhirat dan itulah keuntungan abadi yang disediakan Allah. Firman Allah :

” Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, sedangkan mereka tidak membelanjakannya ke jalan Allah, maka sampaikan berita kepada mereka bahawa mereka akan mendapat keseksaan yang pedih .” At-Taubat ( 34 )

” Dan belanjakan harta bendamu pada jalan Allah dan janganlah kamu campakkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, berbuatlah kebaikan kerana Allah amat menyayangi orang-orang yang berbuat kebaikan.” Al-Baqarah ( 195 )

” Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul – Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta benda dan jiwa raga mereka ke jalan Allah, merekalah orang-orang yang benar-benar beriman.” Al- Hujurat ( 15 ).

Bertolak dari hakikat ini ternyatalah bahawa “orang- orang yang miskin ,” yang terutama yang dimaksudkan oleh hadis itu ialah orang-orang yang menjadi miskin sebagai akibat dari penglibatan mereka di dalam kegiatan-kegiatan infaq dan jihad fisabilillah, bukannya semata – mata orang miskin, apatah lagi mereka yang miskin akibat malas dan kurang berusaha.

Kerana itu Ibn Battal dalam kitab ” al- Fath ” dengan tegas menyarankan bahawa kemasukan ramai orang-orang miskin ke dalam syurga itu bukanlah kerana kemiskinannya, malah kerana kesolehan di samping kemiskinan, sebab orang yang miskin yang tidak soleh itu tidak mempunyai apa-apa kelebihan sementara al- Alamah al- Syeikh Mansyur Ali Nasar berkata dalam kitabnya ” at- Taaj”. Kelebihan orang-orang miskin ( yang banyak masuk syurga ) itu bukanlah kerana kemiskinan, malah kerana kesabaran, taqwa dan amalan-amalan mereka yang soleh yang biasanya menyebabkan mereka menjadi miskin.

Apa yang dikatakan oleh al- Syeikh Mansyur itu memang merupakan satu kenyataan yang lumrah dalam kehidupan pemimpin-pemimpin, pejuang-pejuang, ‘ ulama’- ‘ulama’ dan para solehin Islam. Mereka menjadi miskin bukanlah kerana kurang usaha tetapi kerana mreka sentiasa mengorbankan harta benda mereka ke jalan Allah dan kerana mereka menumpu sepenuh masa mereka kepada kegiatan dakwah dan jihad fisabilillah, dan seterusnya kerana mereka lebih mementingkan kebajikan orang lain dari kebajikan diri mereka sendiri.

Oleh itu jika terdapat hadis-hadis yang lain yang pada lahirnya seolah-olah memuji atau memandang tinggi kepada kemiskinan, haruslah diruju’kan kepada hakikat kemiskinan yang terpuji yang telah dijelaskan tadi. Jika tidak, maka hadis-hadis itu akan bertentangan dengan hadis – hadis dan ayat-ayat al-Qur’an yang terang menyarankan kelebihan kekayaan dan kelebihan infaq fisabilillah.

Mengapa orang-orang kaya begitu ramai memasuki neraka? Jawabnya kerana kebanyakan mereka telah menyalahgunakan kekayaan itu di dalam kegiatan-kegiatan maksiat yang dilaknat Allah dan kerana mereka telah ditimpa oleh penyakit-penyakit kekayaan iaitu tamak dan haloba, penting diri, bakhil, takbur, lupa daratan, menindas kaum miskin, tidak memperdulikan halal haram dan meninggalkan infaq fisabilillah.

Tegasnya orang-orang kaya yang ramai memasuki neraka bukanlah kerana kekayaan, malah kerana penyelewengan dan kefasiqan hidup mereka yang dapat dilihat dimana-mana masyarakat merekalah saudagar-saudagar yang memperniagakan segala macam maksiat, merekalah perintis-perintis hiburan, permainan dan pertunjukkan yang haram dan merekalah pendorong dan penggalak di belakang kefasiqan-kefasiqan masyarakat. Mereka menggunakan harta mereka untuk merosak dan membeli dhamir orang-orang yang baik untuk meluluskan maksud-maksud mereka yang jahat, malah mereka menggunakan pengaruh harta mereka untuk memaksa kerajaan untuk melindungi kepentingan-kepentingan mereka.

Kerana tindak-tanduk mereka yang tidak jujur itulah menyebabkan perjalanan mereka ke syurga di halangi oleh berbagai-bagai proses pemeriksaan dan hisab yang menyeksakan mereka. Tersebut dalam sebuah Hadis lain yang seakan-akan Hadis ( 92 ):

Dari Usamah bin Zaid r.a, Rasulullah s.a.w telah bersabda ” aku berdiri di pintu syurga, tiba-tiba aku melihat kebanyakan orang yang memasukinya ialah orang-orang miskin, sedangkan hartawan-hartawan telah ditahan, melainkan penghuni-penghuni neraka mereka terus diperintah supaya di humbankan ke dalam nereka, dan aku berdiri di pintu syurga tiba-tiba aku melihat kebanyakan orang memasuki neraka adalah kaum wanita.”

Diriwayatkan oleh al- Bukhari dan Muslim.

Menurut al – A’lamah al- Syeikh Mansyur maksud ” hartawan-hartawan telah ditahan ” ialah orang-orang kaya dan pembesar – pembesar di dunia adalah di tahan untuk menjalani proses pemeriksaan dan hisab, siapa di antara mereka yang di dapati melakukan jenayah, kufur, penyelewengan, dan kejahatan-kejahatan maksiat akan di masukkan ke dalam neraka.

Kelewatan para hartawan yang menyeleweng dari memasuki syurga telah di jelaskan oleh sebuah Hadis yang lain :

” Dari Abi Hurairah r.a Nabi Muhammad s.a.w telah bersabda : orang-orang Islam yang miskin dapat memasuki syurga sebelum orang-orang kaya terdahulu selama setengah hari ( waktu akhirat ) bersamaan 500 tahun ( waktu dunia ). “

Mengapa kebanyakan penghuni neraka terdiri daripada kaum wanita ?

Sebabnya sudah tentu bukan kerana mereka jenis wanita.

Pada prinsipnya kaum lelaki dan wanita sama saja di sisi Allah : di sana tiada sebarang diskriminasi pahala dan dosa dan dilandaskan di atas jenis. Siapa yang lebih bertaqwa dialah yang lebih tinggi di sisi Allah. Oleh itu Hadis ini sama sekali tidak bertujuan untuk menyarankan bahawa kaum wanita itu lebih rendah darjatnya dari kaum lelaki sebagaimana yang mungkin difaham dari tinjauan sekilas.

Mungkin sebabnya terletak pada faktor jumlah kaum wanita di dunia adalah melebihi jumlah kaum lelaki sebagaimana yang dibuktikan oleh perangkaan penduduk dunia dari dahulu hingga sekarang, oleh itu tidaklah menakjubkan jika bilangan mereka yang menjadi penghuni neraka adalah lebih besar dari kaum lelaki, apatah lagi jika ditinjau bahawa jumlah manusia kafir dan masyarakat di dunia di sepanjang zaman adalah jauh lebih ramai dari manusia mukmin. Hakikat ini telah dikuatkan pula oleh kenyataan Hadis bahawa kaum perempuan adalah lebih ramai dari kaum lelaki.

Mungkin sebabnya yang hakiki terletak pada penyelewengan dan penyalahgunaan pengaruh dan sifat-sifat kewanitaan dan akibatnya menyebabkan kaum lelaki terjerumus di dalam perangkap-perangkap kejahatan, kefasiqan dan jenayah. Ahli jiwa sepakat mengakui bahawa pengaruh seks pada wanita merupakan pengaruh yang amat menjahanam di dalam kehidupan lelaki. Al – Qur’an sendiri telah meletakkan kaum wanita pada barisan pertama dalam kumpulan pendorong-pendorong nafsu keinginan manusia firman- Nya :

” Telah dijadikan kesukaan pada manusia menyintai berbagai-bagai nafsu keinginan iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas sawah dan ladang. Itulah kenikmatan hidup di dunia, sedangkan di sisi Allah pula terdapat syurga tempat kembali yang amat indah ” Al – ‘Im ran ( 14 )

Dari situ ternyatalah bahawa wanita merupakan ujian Allah yang paling bahaya dalam kehidupan lelaki di dunia. Ini di sebabkan kerana tabiat lelaki itu mencari wanita, sedangkan tabiat wanita menunggu dan memancing dengan umpan-umpan yang menjadikan lelaki lupa daratan dan sanggup melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita, kerana itu wanitalah lebih mempersonakan lelaki dari lelaki mempersonakan wanita. Hakikat ini telah di jelaskan oleh Rasulullah s.a.w :

” Aku tidak tinggal selepasku ujian lebih bahaya kepada lelaki melainkan wanita.”

Muttafaqa ‘ Alaih

Ujar Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buti ” Wanita mampu, jika mahu, untuk menjadikan dirinya satu bahaya yang dahsyat kepada lelaki sehingga tidak dapat dihindarinya, dan ia juga boleh menjadikannya dirinya selaku yang boleh membawa lelaki ke jalan yang selamat dan sentosa. “

” Beberapa banyak umat yang agung runtuh akibat pergaulan bebas lepas dan kemusnahan akhlak, dan faktor pokoknya ialah wanita, kerana itu tugas Islam yang paling besar yang di letakkan pada bahu wanita ialah supaya ia menyembunyikan senjata pesona atau seksnya di depan lelaki seberapa yang terdaya olehnnya agar mereka tidak terjerumus ke dalam malapetaka.”

” Sebab yang membawa wanita menjadi penghuni neraka yang terbanyak seperti yang tersebut oleh hadis yang soheh itu ialah adalah berbagai-bagai faktor yang terpentingnya ialah mereka tidak mematuhi dengan penuh taqwa dalam melaksanakan tugas agung (menyembunyikan senjata seksnya ) yang diletakkan di atas bahu mereka. “

Nama-nama Surga dan Neraka

Tingkatan dan nama-nama syurga adalah:
Firdaus
Syurga 'Adn
Syurga Na'iim
Syurga Na'wa
Syurga Darussalaam
Daarul Muaqaamah
Al-Muqqamul Amin
Syurga Khuldi







Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah:
Neraka Jahannam
Neraka Jahiim
Neraka Hawiyah
Neraka Wail
Neraka Sa'iir
Neraka Ladhaa
Neraka Saqar
Neraka Hutomah

Wanita Yang Masuk Neraka Karena Seekor Kucing



Hati yang keras dan tabiat yang buruk bisa menjerumuskan pemiliknya ke dalam Neraka. Hal itu karena ia kosong dari kasih sayang yang membuatnya tidak peduli terhadap apa yang dia lakukan kepada orang lain, maka ia membunuh, memukul dan merusak.

Dengan itu, mereka mencelakakan diri mereka disebabkan oleh apa yang mereka lakukan kepada orang lain. Di antara mereka ada seorang wanita yang diceritakan oleh Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam. Dia mengurung seekor kucing sampai ia mati kelaparan dan kehausan. Karena perbuatan itu dia pun masuk Neraka.

NASH HADITS
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”

Dalam riwayat Bukhari, “Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati. Dia masuk Neraka karenanya. Dia tidak memberinya makan dan minum sewaktu. Mengurungnya. Dia tidak pula membiarkannya dia makan serangga bumi.”

Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah melihat wanita yang mengikat kucing ini berada di Neraka manakala beliau melihat Surga dan Neraka pada shalat gerhana. Dalam Shahih Bukhari dari Asma binti Abu Bakar bahwa Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Lalu Neraka mendekat kepadaku sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’ Aku melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing. Aku bertanya, ‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan.” Nafi’ berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga bumi.”

Muslim meriwayatkan dari Jabir hadits Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam yang melihat seorang wanita yang mengikat kucing berada di Neraka. Di dalamnya terdapat keterangan bahwa wanita itu berasal dari Bani Israil. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa wanita itu berasal dari Himyar.

TAKHRIJ HADITS
Hadits tentang kucing dalam Shahih Bukhari dalam Kitab Bad’il Khalqi, bab”Jika lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian” (VI/356), no. 3318. Dan dalam Kitab Ahaditsil Anbiya’, no. 3482. Dan dalam Kitabul Musaqah, bab keutamaan memberi minum, 5/41, no. 2365.

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar dalam Kitabus Salam, bab ”Diharamkannya membunuh kucing” (4/1760, no. 2242-2243).

Hadits tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat seorang wanita yang mengikat kucing diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitabul Adzan dan Asma’ binti Abu Bakar (2/231, no. 745) dan Kitabul Musaqah Abdullah, keutamaan memberi minum air (5/41) no. 2364.

Adapun riwayat Muslim tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat wanita yang menyiksa kucing terdapat dalam Kitabul Kusuf, bab apa yang diperlihatkan kepada Rasululloh dalam shalat Kusuf, 2/622, no. 904.

PENJELASAN HADITS
Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.

Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Alloh yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Alloh telah menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga yang ditangkapnya.

Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga dia masuk Neraka. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di Neraka. Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala Surga dan Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADITS

Besarnya dosa orang-orang yang menyiksa binatang dan menyakitinya dengan memukul dan membunuh. Wanita ini masuk Neraka karena dia menjadi sebab kematian seekor kucing.

Boleh menahan binatang seperti kucing, burung, dan sebagainya, jika diberi makan dan minum. Jika tidak mampu atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya dan membiarkannya pergi di bumi Alloh yang luas untuk mencari rizkinya sendiri.

Di Akhirat, manusia diadzab sesuai dengan perbuatannya di dunia. Wanita ini diserang oleh seekor kucing di Neraka dengan mencakari tubuhnya.